Pemilu 2024, Mantan Rektor UB Beri Pesan ke Guru Besar: Jadilah Es Jangan Korek Api

Ali Humas 11 February 2024 (7:05)
IMG-20240211-WA0004

MALANG – Mantan Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang, Prof KH Muhammad Bisri Fattah Karim menanggapi soal pernyataan guru besar UB yang menyebut Indonesia ‘chaos’ jika Paslon Prabowo-Gibran menang di Pemilu 2024 ini.

Menurut Prof Bisri, seharusnya para guru besar ini tidak boleh memberikan prediksi yang akan memecah dan membuat masyarakat tak damai jelang Pemilu 2024 ini.

“Kita belum tahu dan belum tentu. Ini tidak boleh diprediksi,” ujar Prof Bisri, Sabtu (10/2/2024).

Prof Bisri yang juga menjabat sebagai pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Maghfiroh Malang ini meminta kepada para guru besar untuk tidak menjadi api atau provokator ditengah gejolak politik jelang Pemilu 2024.

“Menurut saya, sebagai para ilmuan yang sudah tunggu lebih baik ngademi (mendinginkan). Harus jadi es jangan jadi korek api,” ungkapnya.

Prof Bisri sendiri mengingatkan bahwa tujuan utama dalam mencintai negara sebagian dari iman.

“Apakah kita senang Indonesia Bubrah (kacau) lagi. Saya waktu jadi rektor ya gak sempurna, ada kritik dan lainnya. Yang penting jangan provokasi supaya damai. Islam aja agama damai, tenang dan selamat,” tuturnya.

Bahkan, menurutnya belum tentu seluruh civitas akademika sejalan dengan pernyataan-pernyataan kritik terhadap pemimpin Indonesia.

Seperti diberitakan sebelumnya, salah satu guru besar UB Bidang Ilmu Hukum dan Sumberdaya Alam, Prof. Dr. Rachmad Safa`at menyebut Indonesia berpotensi mengalami kekacauan apabila suara-suara akademisi tidak didengar oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Hal itu disampaikan usai pernyataan sikap oleh Civitas Akademika UB, Selasa (6/2/2024) lalu.

Bahkan, ia meyakini jika Prabowo-Gibran berhasil menang dan memimpin Indonesia, negara dinilai akan kacau olehnya.

“Saya yakin kacau setelah pemilu. Apalagi yang jadi Prabowo, malah lebih kacau. Karena persyaratan wakilnya tidak memenuhi syarat,” kata Prof Rachmad.

Menurut Prof Bisri, meski begitu perbedaan ini sangat wajar dalam negara demokrasi. Terpenting, jangan pernah ada provokasi yang menyebabkan masyarakat terpecah belah.

“Ini pendapat sebagian, gak apa apa selama dalam batas wajar. Gak boleh provokasi, harus bikin tenang. Pilihan boleh beda, penting untuk NKRI,” tegasnya.

Dengan begitu, seperti halnya dalam agama Islam mengajarkan untuk mencintai negara sebagian daripada iman. Hal tersebut pun harus selalu dikuatkan.

“Sehingga, apakah demokrasi berjalan baik atau belum, tentu tidak ada yang sempurna. Terpenting adalah kita berangkat dari niat untuk cinta kepada negara,” ucapnya. (*)

Related Posts

Anak Lolos Bintara Polri Jalur Disabilitas, Serka Hendri: Terima Kasih Kapolri

Anggota Kodim Deli Serdang Serka Hendri bersyukur anak sulungnya Rendi…

Pemkab Lumajang Kirab Pataka dan Gelar Budaya Gempur Rokok Ilegal Peringati HUT Provinsi Jawa Timur Ke-79

LUMAJANG: Dalam rangka memperingati HUT Ke-79, Provinsi Jawa Timur, Kirab…

Pemkab Lumajang Berikan Relaksasi Pajak BPHTB Nol Persen PTPN Group

Lumajang: Pemerintah Kabupaten Lumajang memberikan relaksasi pajak berupa pengenaan tarif…

Tim Voli Bhayangkara Presisi Juara 3 AVC Men’s Club Championship 2024 di Iran

Tim voli putra Bhayangkara Presisi meraih juara III di Asian…

Bripda Rano Jutati Anggota Bidhumas Polda Jatim Pencetak Gol Cabor Sepak Bola PON XXI Raih Medali Emas

SURABAYA – Kontingen Jawa Timur (Jatim) di cabang sepak bola…

Tim Voli Putra Jatim Masuk Semifinal Usai Menang 3 – 0 atas Tim Kaltim di PON XXI Sumut

DELI SERDANG – Tim Bola Voli Indoor Putra Jawa Timur…

MALANG – Mantan Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang, Prof KH Muhammad Bisri Fattah Karim menanggapi soal pernyataan guru besar UB yang menyebut Indonesia ‘chaos’ jika Paslon Prabowo-Gibran menang di Pemilu 2024 ini.

Menurut Prof Bisri, seharusnya para guru besar ini tidak boleh memberikan prediksi yang akan memecah dan membuat masyarakat tak damai jelang Pemilu 2024 ini.

“Kita belum tahu dan belum tentu. Ini tidak boleh diprediksi,” ujar Prof Bisri, Sabtu (10/2/2024).

Prof Bisri yang juga menjabat sebagai pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Maghfiroh Malang ini meminta kepada para guru besar untuk tidak menjadi api atau provokator ditengah gejolak politik jelang Pemilu 2024.

“Menurut saya, sebagai para ilmuan yang sudah tunggu lebih baik ngademi (mendinginkan). Harus jadi es jangan jadi korek api,” ungkapnya.

Prof Bisri sendiri mengingatkan bahwa tujuan utama dalam mencintai negara sebagian dari iman.

“Apakah kita senang Indonesia Bubrah (kacau) lagi. Saya waktu jadi rektor ya gak sempurna, ada kritik dan lainnya. Yang penting jangan provokasi supaya damai. Islam aja agama damai, tenang dan selamat,” tuturnya.

Bahkan, menurutnya belum tentu seluruh civitas akademika sejalan dengan pernyataan-pernyataan kritik terhadap pemimpin Indonesia.

Seperti diberitakan sebelumnya, salah satu guru besar UB Bidang Ilmu Hukum dan Sumberdaya Alam, Prof. Dr. Rachmad Safa`at menyebut Indonesia berpotensi mengalami kekacauan apabila suara-suara akademisi tidak didengar oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Hal itu disampaikan usai pernyataan sikap oleh Civitas Akademika UB, Selasa (6/2/2024) lalu.

Bahkan, ia meyakini jika Prabowo-Gibran berhasil menang dan memimpin Indonesia, negara dinilai akan kacau olehnya.

“Saya yakin kacau setelah pemilu. Apalagi yang jadi Prabowo, malah lebih kacau. Karena persyaratan wakilnya tidak memenuhi syarat,” kata Prof Rachmad.

Menurut Prof Bisri, meski begitu perbedaan ini sangat wajar dalam negara demokrasi. Terpenting, jangan pernah ada provokasi yang menyebabkan masyarakat terpecah belah.

“Ini pendapat sebagian, gak apa apa selama dalam batas wajar. Gak boleh provokasi, harus bikin tenang. Pilihan boleh beda, penting untuk NKRI,” tegasnya.

Dengan begitu, seperti halnya dalam agama Islam mengajarkan untuk mencintai negara sebagian daripada iman. Hal tersebut pun harus selalu dikuatkan.

“Sehingga, apakah demokrasi berjalan baik atau belum, tentu tidak ada yang sempurna. Terpenting adalah kita berangkat dari niat untuk cinta kepada negara,” ucapnya. (*)

call center

HANKAM

WhatsApp Image 2023-01-14 at 11.58.14-min